Langsung ke konten utama

Pengalaman Selama 2 Hari di British Council Indonesia

 

British Council adalah lembaga internasional yang bergerak dibidang pendidikan dan kebudayaan yang berasal dari Inggris. Lembaga ini menjalin berbagai kerja sama antara Inggris dan berbagai negara untuk membangun kesempatan pendidikan dan budaya sebagai warga masyarakat dunia. Di Indonesia, lembaga ini sudah berdiri sejak 1948 dan setiap tahunnya menjangkau berbagai kalangan dari siswa, pendidik, pembuat kebijakan, akademisi, peneliti wirausahawan serta talenta kreatif di Indonesia. Demikian sedikit deskripsi tentang british council di Indonesia yang didapat dari website resminya.

Berikut ini, penulis ingin berbagi pengalaman mengikuti kegiatan workshop di British Council pada tanggal 20-21 Oktober 2017. Penulis mengikuti kegiatan bertemakan “Core Skills Introductory Course”. Acara ini dilaksanakan di British Council Jakarta yang beralamat di Lantai 9 Gedung Office 8 di  Jalan Senopati no. 8B Jakarta Selatan. Selama 2 hari disana, penulis mendapat banyak sekali fasilitas termasuk dari handbook, materi berharga, dan trainer yang berpengalaman di bidangnya. Terdapat dua trainer yang berpengalaman dengan nama lengkap Dr. Anuncius Gumawang jati, M.A dan Dr. Barlin Hady Kesuma, S.Pd, M.Ed. Mereka adalah trainer British Council Indonesia yang sudah memberikan pelatihan kepada banyak guru di Indonesia. Fasilitas lainnya termasuk hidangan khas berbagai daerah di Indonesia dan perbincangan hangat bersama guru dari berbagai institusi SD, SMP, SMA dan sederajat se-Indonesia. Terdapat 30 guru terpilih yang tidak terbatas usia dan mata pelajaran untuk mengikuti kegiatan ini dan inilah hal lainnya yang menarik dan menambah jejaring kebaikan.

Pertama kali penulis mendapatkan informasi tentang kegiatan ini adalah melalui teman tutor di media social Facebook. Setelah mengakses alamat tautan yang beliau berikan ke laman website britishcouncil.org, penulis segera mempelajari tentang informasi berharga tersebut. Pada laman tersebut, dijelaskan deskripsi tentang acara dan berbagai fasilitas yang akan didapat serta manfaat yang akan kita dapatkan jika dapat mengikuti kegiatan tersebut.

Setelah membaca uraian program tersebut, penulis melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir online yang tersedia. Penulis saat itu mendaftar untuk pengembangan diri dan upaya meningkatkan kualitas pengajaran untuk siswa di sekolah. Penulis mendaftar pada Bulan September, namun ternyata kuota untuk kegiatan tersebut sudah habis. Ternyata seminggu sebelum kegiatan Bulan Oktober, manajer program tersebut mengirimi pesan via email dan menelepon bahwa penulis berkesempatan mengikuti kegiatan sebagai daftar tunggu. Setelah meminta ijin kepada kepala sekolah dan pihak lainnya, maka penulis mengikuti kegiatan tersebut.

Selama dua hari disana, saya mendapatkan pelatihan tentang konsep core skills. Apa itu core skills? Core skills adalah keterampilan inti yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia global abad 21 terutama dalam dunia pendidikan.

Saat ini, dunia terhubung satu sama lain sehingga menjadi ‘interconnected world’ dimana jarak bukan lagi pembatas, batas negara bukan lagi menjadi masalah, keterbatasan waktu menjadi lebih mudah dengan dunia yang saling terhubung. Semuanya terhubung dengan internet pada layar datar yang mudah mengakses informasi, mengakses jejaring social, mengakses segala kemudahan aplikasi dan lainnya hanya dengan sentuhan jari. Dilain sisi, berdasarkan Global Monitoring Report (GMR) tentang kemampuan literasi dan kesiapan pendidikan di seluruh dunia mengatakan kalau negara-negara didaerah Asia Tenggara lebih banyak mempelajari berbagai hal dipermukaan saja tidak secara mendalam. Termasuk negara didalamnya adalah Indonesia yang kini masih menyesuaikan diri sebagai salah satu negara berkembang dalam dunia pendidikannya.

Kondisi dunia yang serba terhubung terlihat berkebalikan dengan kondisi kesiapan Indonesia terutama dalam bidang pendidikan. Karena itu, maka sebaiknya setiap guru mempelajari 6 core skills dan dapat membekali siswa mereka. Menurut british council, terdapat enam keterampilan inti yang paling tidak dapat diajarkan dan dikembangkan oleh guru kepada siswa. The 6 Core skills are creativity and imagination, critical thinking and problem solving, communication and collaboration, digital literacy, citizenship, leadership and personal development. Keenam kompetensi inti tersebut adalah kreativitas dan imaginasi, berfikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi, literasi digital, kewarganegaraan, kepemimpinan dan pengembangan diri. Penjelasan lebih lanjut tentang hal ini akan lebih mudah jika mengakses website www.britishcouncil.co.id dan mengikuti kegiatan pelatihannya yang diadakan secara rutin setiap bulan. Materi disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan mudah dipahami oleh setiap pendidik yang menjadi peserta. Tentunya, setelah mengikuti pelatihan tersebut anda akan mendapat banyak manfaat, karena itu acara ini direkomendasikan untuk guru manapun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI SONG 1

SONG KD 3.4: Menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/ SMK/MAK  KD 4.4: Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/ SMK/MAK  A song consists of: Title – Lyrics – Theme - Expression of particular feeling - Moral lessons Examples of songs theme:   Peace, Environmental care, Friendship, Family, Patriotism, Parental love, Love, Protest. Examples of feeling within songs:   Lonely, Hopeful, Remorse, Faithful, Brave, Optimist Moral Lesson -Moral lessons of a song contain the important messages from the lyrics’ writer (or the singer) to the people who listen to the songs -A song may have more than one moral lessons -The moral songs are interpreted based on the freedom of the listeners Grammar Focus/Language features Some songs show expression of feeling through the lyrics, here are some example: Title/Singer: Eric Clapton  Lyrics: I must be strong and carry on. Cause I

APPLICATION LETTER 2

  Meeting 2 By Ms. Nuraeni Language features of application letter: Usually we find passive voice, present perfect, past perfect and present tense in application letter. a.   Passive voice: S + to be + V3 My curriculum vitae is attached The application letter has been sent on September 23, 2020 I can be contacted at 08624753802 or my email address rainynoer@yahoo.com b.   Present Perfect Tense: S + have/has + V3 I have graduated from University of Padjajaran in 2019 She has worked at the company for 5 years c.   Past perfect tense: S + had + V3 I had experienced in handling many customers affair when I worked at restaurant as guest relation officer. I hope you had written your curriculum vitae d.   Present Tense: S + V1 I work as secretary at one of the reputable companies in my town now. I am hard worker, good looking, and smart.   Read the following application letter and find out the language features used in the text. Nancy Wright 3

APPLICATION LETTER 1

Meeting 1,  arranged by Ms.Nuraeni APPLICATION LETTER 1 When we look for a job, the first communication with the employer might be your application letter. An application letter is very important because it gives a first impression to the employer. You will be judged on your application. Because the competition among other applicants is sometimes tough, you have to make your application letter outstanding. One important thing to remember is that you have to write your application letter concisely because the person reading the letter might be very busy. In this chapter you are going to learn social function, structure and language features of application letter. 1.       Social function of application letter It is to make the employer interested and call the writer/applicant for an interview 2.       Structure of application letter The following is the general structure of application letter: 1 Your address 2 The address of the company you are writing to. Use comple