Langsung ke konten utama

Guru Perlu Beranikan Diri Menulis di Koran

 

Ditulis oleh Mursyid pada 2018

Kegiatan menulis memang membutuhkan waktu yang khusus. Sebagian orang terbiasa menulis pada waktu tertentu, jika tidak dikhususkan akan terasa sulit jadinya. Meski begitu, kini menulis dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dengan teknologi pada perangkat gawai (gadget) yang kita miliki, kita tidak perlu menyisihkan waktu lagi. Bisa saja kita menulis ketika istirahat kerja, menunggu antrean, naik kendaraan umum, dan lain sebagainya.

Bagi guru, menulis merupakan bagian dari kebutuhan. Kegiatan menulis menjadi salah satu unsur yang dinilai pada Penilaian Kinerja Guru (PK Guru), mengacu pada Peraturan Menpan-RB Nomor 16 Tahun 2009 mengatur jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Pada pasal 13, terdapat 15 rincian kegiatan guru kelas termasuk melaksanakan publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah meliputi penulisan artikel, jurnal ilmiah, penelitian tindakan kelas, sampai membuat buku. Penulisan artikel kita buat dapat disebarkan melalui berbagai media publikasi baik media cetak maupun daring. Salah satu medianya adalah koran. Koran diterbitkan secara harian dan menyajikan informasi secara aktual berdasarkan isu-isu kekinian.

Bagi guru yang hendak mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, menulis pada media koran diasumsikan dapat meningkatkan kompetensi guru dengan baik. Menulis pada koran dapat pula diartikan sebagai eksistensi pengabdian guru. Dengan begitu, guru akan terus belajar untuk mempelajari berbagai hal agar tulisannya dapat dimuat di koran. Koran yang menyajikan informasi yang layak diterbitkan bisa menjadi ukuran bagi kualitas tulisan guru.

Dengan guru memberanikan diri untuk memulai sudah menjadi bukti adanya upaya menggali keterampilan menulis yang dimilikinya. Bagi kebanyakan orang, membuat sebuah tulisan layak terbit memang tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan menangkap isu-isu aktual atau kekinian yang sedang ramai diperbincangkan. Untuk itu, maka guru disarankan melakukan observasi terlebih dahulu pada tulisan yang telah terpublikasi baik pada blog, koran elektronik, kolom guru menulis di koran cetak, majalah pendidikan, dan berbagai media publikasi artikel pendidikan.

Bergabung bersama komunitas guru menulis daring di gurusiana merupakan salah satu cara untuk mengakselerasi kemampuan membaca isu dan kemampuan menuliskan gagasan baru. Sebab, semua guru yang bergabung di gurusiana terindikasi memiliki antusiasme untuk meningkatkan kompetensi menulis mereka. Penulis dapat menemukan tulisan berjudul ‘Koran masuk kelas’ yang ditulis oleh Ibu Badriah, tulisan berjudul ‘Pembelajaran berbasis koran’ yang ditulis oleh pak Deny Rochman, termasuk tulisan berjudul ‘Menulis di Koran: Dulu gamang, kini gampang’ yang ditulis oleh Bapak Mohammad Ihsan.

Sebagai pemula, penulis sendiri merasakan manfaat dari membaca tulisan-tulisan di gurusiana. Terdapat banyak bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan guru dan menginspirasi rekan sesama profesi didalamnya. Bagi penulis, konsep blog guru Indonesia dapat menjadi awal kebiasaan membaca dan menulis yang baik. Sehingga kemudian memotivasi diri untuk berani mengirimkan tulisan ke media koran lokal hingga nasional.

 

Faktanya, beberapa surat kabar lokal di Kota ‘C’ memiliki kolom untuk dunia pendidikan, bahkan salah satu koran lokal ‘EC’ selalu menerima tulisan artikel guru, pasalnya kebutuhan cetak mereka adalah harian. Sementara guru yang mengirimkan di media lokal masih sangat terbatas. Seringkali, penulis malah diminta oleh tim redaksi penerbitan koran lokal. Dengan kata lain, permintaan dengan pemenuhan artikel pendidikan masih lebih tinggi pada permintaannya. Maka dari itu, jika bapak/ibu guru berkenan untuk mengirimkan tulisannya pada media cetak seperti koran lokal, maka kemungkinan penerimaannya akan semakin tinggi.

Berbeda dengan koran lokal, menulis pada koran daerah provinsi bahkan nasional memiliki tantangan tersendiri. Permintaan pada isu-isu yang sesuai dan artikel pengiriman harus sesuai. Format penulisan juga menjadi kriteria dari koran tujuan. Berdasarkan pengamatan penulis, forum guru yang terbit pada setiap Hari Selasa selalu memiliki kesamaan dalam gaya bahasa penulisannya. Secara umum, setiap artikel ilmiah pada kolom tersebut bahasanya terasa mudah dipahami dan memiliki argumentasi yang logis dan sistematis.

Penulis sendiri masih mempelajari bagaimana agar artikelnya dapat dimuat di koran daerah provinsi. Masih banyak kesulitan yang dirasakan agar dapat menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami dan argumentasi yang baik. Berbagai kendala mengenai masalah penulisan, masalah isu yang kurang kekinian, dan penerimaan pada media hendaknya disikapi dengan positif sebagai tantangan. Sehingga guru yang hendak menulis akan selalu memperbaiki kualitas tulisannya. Selamat mencoba untuk memberanikan diri dalam pengiriman artikel di koran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI SONG 1

SONG KD 3.4: Menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/ SMK/MAK  KD 4.4: Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/ SMK/MAK  A song consists of: Title – Lyrics – Theme - Expression of particular feeling - Moral lessons Examples of songs theme:   Peace, Environmental care, Friendship, Family, Patriotism, Parental love, Love, Protest. Examples of feeling within songs:   Lonely, Hopeful, Remorse, Faithful, Brave, Optimist Moral Lesson -Moral lessons of a song contain the important messages from the lyrics’ writer (or the singer) to the people who listen to the songs -A song may have more than one moral lessons -The moral songs are interpreted based on the freedom of the listeners Grammar Focus/Language features Some songs show expression of feeling through the lyrics, here are some example: Title/Singer: Eric Clapton  Lyrics: I must be strong and carry on. Cause I

APPLICATION LETTER 2

  Meeting 2 By Ms. Nuraeni Language features of application letter: Usually we find passive voice, present perfect, past perfect and present tense in application letter. a.   Passive voice: S + to be + V3 My curriculum vitae is attached The application letter has been sent on September 23, 2020 I can be contacted at 08624753802 or my email address rainynoer@yahoo.com b.   Present Perfect Tense: S + have/has + V3 I have graduated from University of Padjajaran in 2019 She has worked at the company for 5 years c.   Past perfect tense: S + had + V3 I had experienced in handling many customers affair when I worked at restaurant as guest relation officer. I hope you had written your curriculum vitae d.   Present Tense: S + V1 I work as secretary at one of the reputable companies in my town now. I am hard worker, good looking, and smart.   Read the following application letter and find out the language features used in the text. Nancy Wright 3

APPLICATION LETTER 1

Meeting 1,  arranged by Ms.Nuraeni APPLICATION LETTER 1 When we look for a job, the first communication with the employer might be your application letter. An application letter is very important because it gives a first impression to the employer. You will be judged on your application. Because the competition among other applicants is sometimes tough, you have to make your application letter outstanding. One important thing to remember is that you have to write your application letter concisely because the person reading the letter might be very busy. In this chapter you are going to learn social function, structure and language features of application letter. 1.       Social function of application letter It is to make the employer interested and call the writer/applicant for an interview 2.       Structure of application letter The following is the general structure of application letter: 1 Your address 2 The address of the company you are writing to. Use comple