Langsung ke konten utama

Penentu Kemajuan Pendidikan

 

Oleh Mursyid

Sejenak terbayangkan suatu masa disaat Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan lebih baik dari hari ini. Ketika Indonesia menjadi bangsa yang besar. Menjadi bangsa yang bisa saling mengerti akan pentingnya kesatuan. Ketika bangsa ini bersama-sama menyongsong generasi emas seperti yang tercantum pada permendikbud no.21 tahun 2016. Ketika semua elemen bangsa bersama-sama memikirkan bagaimana petani dapat makan esok hari tanpa memikirkan apakah sawahnya akan berhasil dipanen atau gagal panen. Bagaimana pedagang dipasar tradisional bisa menjual dagangannya tanpa memikirkan tersaingi oleh diskon dan kualitas barang di pasar modern. Sebagai guru, pernahkah anda merasa khawatir kalau pendidikan di daerah anda berdiam di tempat bahkan mengalami kesulitan untuk maju?

Tentunya, setiap guru memiliki harapan kalau nantinya Indonesia bisa menjadi salah satu negara dengan kualitas pendidikan yang terbaik. Pendidikan yang menjadi semakin maju bagi generasi mendatang yang akan mengisi segala sektor pemerintahan dan swasta dinegeri ini. Generasi dimasa akan datang tersebut adalah anak-anak kita di masa sekarang. Mereka adalah anak-anak generasi digital saat ini yang sangat mungkin untuk menjadi pemimpin di masa mendatang.

Berkaitan dengan itu, pendidikan merupakan satu faktor terpenting yang berpengaruh bagi mereka. Pendidikan yang dimaksud bagi mereka adalah pendidikan di rumah oleh orang tua maupun juga pendidikan pada institusi formal di sekolah. Pada konteks pendidikan institusi formal, terdapat banyak sekali elemen pendukungnya termasuk salah satunya adalah faktor pendidik. Pendidik tersebut dimaksud adalah guru. Guru adalah faktor penentu kemajuan pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap peserta didik. Karena itu, seorang guru diharapkan akan mampu menjadi pribadi mandiri yang terus belajar dan akan menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi anak peserta didik di sekolah.

Belajar dari Finlandia

Di Indonesia, profesi guru belum menjadi bidang yang diidamkan seperti di Finlandia. Menurut salah satu laman yang menulis tentang pendidikan di Finlandia, banyak dari kaum muda lulusan SMA disana ingin menjadi guru. Bahkan kabarnya, mereka yang terbaik sampai memperebutkan kuliah jurusan keguruan seperti halnya kedokteran atau kedinasan di Indonesia. Kesadaran kaum muda di Finlandia-lah yang membuat guru menjadi jurusan tujuan mereka selain dari kesejahteraan yang akan diperoleh. Untuk mencapai profesi guru harus melalui proses seleksi secara ketat kemudian dibina dengan program dengan dukungan penuh dari pemerintah.

Dalam sistem pendidikan guru, sebelum mejadi guru tetap pemerintah, memerlukan jenjang pendidikan sarjana dan pascasarjana. Berdasarkan wawancara bersama seorang guru besar pendidikan ternama-Prof.Erno Lehtinen dari sumber website, terdapat beberapa sistem terpadu pada sistem pendidikan guru. Seorang mahasiswa jurusan keguruan harus masuk kedalam kelas di sekolah semenjak tingkat awal kuliah. Mereka harus menjalani beberapa pengamatan pada guru senior, mencatatnya untuk kemudian mereka melakukan micro-teaching bahkan real-teaching practice, sampai menjadikan hasil penelitian dari catatan dokumentasi. Hal ini juga berlaku ketika mahasiswa keguruan sudah selesai menjadi fresh graduate. Selepas lulus dari perkuliahan, para sarjana keguruan terlebih dahulu menjadi asisten dari guru senior. Mereka mendapat arahan dan bimbingan dari guru senior hingga dalam waktu tertentu hingga dianggap berpengalaman dalam mengelola kelas. Sehingga didalam kelas sering terdapat lebih dari satu guru dimana asisten guru akan membantu siswa lainnya dalam team teaching bersama dengan guru yang senior. Berkaca dari pendidikan calon guru di Finlandia semoga dapat membuat pendidik masa depan Indonesia memiliki bentuk tersendiri dalam transformasi pendidikan berkualitas.

Guru profesional dan guru pemula di Indonesia

Berbeda dengan Finlandia, profesi guru di Indonesia masih terus dalam pembenahan karena perlu menyesuaikan dengan permintaan zaman dan penyesuaian tersendiri. Berbagai upaya peningkatan kesejahteraan diikuti dengan pengembangan profesi guru sedang dilakukan di Indonesia. Pengembangan profesi guru di Indonesia saat ini terus dilakukan misalnya dengan Penilaian Kinerja Guru (PKG) pada taun 2016. PK guru guna meningkatkan kinerja dan kompetensi guru pembelajar ditujukan untuk meningkatkan kualitas para pendidik di Indonesia sesuai Permenagpan&RB Th.2016. Karena itu, profesi guru bukan hanya mulia dalam mendidik generasi muda namun juga memiliki pengendalian kualitas yang jelas. Semoga saja pembenahan profesi guru ini yang sedang dilakukan pemerintah ini tidak sampai menyita tugas utama guru dalam memberikan pelayanan pendidikan untuk para siswa.

Dalam prosesnya, seorang calon guru normalnya harus melalui tahapan pendidikan kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Mahasiswa keguruan akan dipersiapkan secara teori dan kompetensi keahlian sesuai bidang ilmu pada jurusan yang diambilnya. Kemudian setelah tahun ketiga atau keempat akan diberikan mata kuliah microteaching dan kesempatan menjadi guru praktikan (student-teacher) di sekolah tertentu. Menjadi guru praktikan dalam program PLP (Program Latihan Profesi) diadakan oleh pihank kampus yang bekerja sama dengan sekolah tertentu selama kurang dari satu semester lamanya. Mengikuti program ini merupakan keharusan agar calon mahasiswa dapat kesempatan praktik secara langsung dan belajar dari guru pamong yang sudah senior agar mendapat bimbingan. Kemudian mereka akan menyusun penelitian sebagai tugas akhir skripsi ketika sampai mahasiswa ini pada tingkat akhir perkuliahan dan setelah menjalani PLP.  

Para lulusan fresh graduate (S1) dari jurusan pendidikan ini dapat memutuskan apakah mereka akan berprofesi sebagai guru. Kebanyakan dari guru lulusan baru ini melamar pada instansi sekolah dan menjadi guru baru. Setelah masuk ke dunia sekolah yang baru, hampir bisa dipastikan kurangnya bimbingan dari guru senior. Idealnya, ada program bagi guru baru yang masih pemula dalam pengawasan guru senior. Katakanlah guru yang baru mengajar dibawah 5 tahun mendapat bimbingan secara intens dari mulai perencanaan, proses pembelajaran, sampai penilaian. Kemudian mereka melakukan evaluasi diri secara pribadi dan dari guru yang sudah senior. Cara seperti ini akan membantu perkembangan guru baru untuk menjadi seorang profesional dengan lebih cepat daripada harus mengalami perjalanan mengajar sendiri. Pada saat guru profesional baru terlahir, semoga pendidikan di Indonesia melahirkan generasi yang lebih maju dan berkualitas.

Telah ditulis pada 4 Agustus 2017 dan diterbitkan di koran Radar Cianjur

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI SONG 1

SONG KD 3.4: Menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/ SMK/MAK  KD 4.4: Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/ SMK/MAK  A song consists of: Title – Lyrics – Theme - Expression of particular feeling - Moral lessons Examples of songs theme:   Peace, Environmental care, Friendship, Family, Patriotism, Parental love, Love, Protest. Examples of feeling within songs:   Lonely, Hopeful, Remorse, Faithful, Brave, Optimist Moral Lesson -Moral lessons of a song contain the important messages from the lyrics’ writer (or the singer) to the people who listen to the songs -A song may have more than one moral lessons -The moral songs are interpreted based on the freedom of the listeners Grammar Focus/Language features Some songs show expression of feeling through the lyrics, here are some example: Title/Singer: Eric Clapton  Lyrics: I must be strong and carry on. Cause I

APPLICATION LETTER 2

  Meeting 2 By Ms. Nuraeni Language features of application letter: Usually we find passive voice, present perfect, past perfect and present tense in application letter. a.   Passive voice: S + to be + V3 My curriculum vitae is attached The application letter has been sent on September 23, 2020 I can be contacted at 08624753802 or my email address rainynoer@yahoo.com b.   Present Perfect Tense: S + have/has + V3 I have graduated from University of Padjajaran in 2019 She has worked at the company for 5 years c.   Past perfect tense: S + had + V3 I had experienced in handling many customers affair when I worked at restaurant as guest relation officer. I hope you had written your curriculum vitae d.   Present Tense: S + V1 I work as secretary at one of the reputable companies in my town now. I am hard worker, good looking, and smart.   Read the following application letter and find out the language features used in the text. Nancy Wright 3

APPLICATION LETTER 1

Meeting 1,  arranged by Ms.Nuraeni APPLICATION LETTER 1 When we look for a job, the first communication with the employer might be your application letter. An application letter is very important because it gives a first impression to the employer. You will be judged on your application. Because the competition among other applicants is sometimes tough, you have to make your application letter outstanding. One important thing to remember is that you have to write your application letter concisely because the person reading the letter might be very busy. In this chapter you are going to learn social function, structure and language features of application letter. 1.       Social function of application letter It is to make the employer interested and call the writer/applicant for an interview 2.       Structure of application letter The following is the general structure of application letter: 1 Your address 2 The address of the company you are writing to. Use comple