Oleh Mursyid
Perkembangan teknologi
membuat ilmu pengetahuan harus ikut berkembang dengan cepat. Hal ini membuat
kebutuhan akan penyesuaian pada kurikulum pendidikan nasional. Belakangan ini
dikabarkan akan adanya perubahan pada kurikulum pendidikan. Kurikulum perlu
berubah dalam rangka memperbaiki yang sudah ada agar menjadi adaptif terhadap
setiap zaman. Kebutuhan akan perubahan tersebut merupakan bukti bahwa
pelaksanaan proses pendidikan dalam pengajaran dan pembelajaran semakin
tergantung pada penguasaan teknologi dan informasi.
Sebagai ciri
masyarakat modern, maka proses yang lebih efektif dan efisien menjadi harapan
terhadap pendidikan yang lebih maju sesuai tantangan kehidupan abad 21. Berdasarkan
teori generasi menurut Strauss&Howe (1997), generasi kelahiran 1995 sampai
2000an atau lebih dikenal sebagai generasi Z memiliki kecenderungan melakukan
berbagai aktivitas dalam satu waktu dikarenakan mereka adalah generasi yang
sudah mengenal teknologi sejak kecil. Anak generasi Z sebagai peserta didik
pada tingkat SMA telah menjadi insan yang fasih teknologi dan akrab dengan
dunia pada media sosial. Karena itu mereka menjadi kaum yang lebih menyukai hal
aplikatif ketimbang teori dalam belajar.
Maka dari itu
maka kurikulum 2013 harus mengimplementasikan pembelajaran abad 21 yang mampu
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik generasi Z. Untuk memahami
pembelajaran abad ini, maka perlu difahami apa itu kurikulum dan apa yang
melandasi implementasi kurikulum terhadap pembelajaran model ini. Berdasarkan
UU no.20 tahun 2003 tentang sisdiknas, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kemudian pada Permendikbud no.21 tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah (Sisdikdasmen) dipaparkan bahwa telah ditetapkannya
Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi Abad XXI dan
seterusnya (hal 2.).
Sebuah
pernyataan menurut Idris Apandi (2017) dalam tulisannya pada www.kompasiana.com
mengutarakan bahwa terdapat tiga rangkaian implementasi K-13; penguatan
pendidikan karakter, gerakan literasi, dan pembelajaran abad 21. Penguatan
pendidikan karakter dijadikan sebagai basis dari kurikulum ini dan dilaksanakan
oleh setiap guru selama pembelajaran. Terdapat penilaian sikap spiritual dan
sikap sosial yang dinilai pada setiap pribadi peserta didik. Sejak tahun 2015,
gerakan literasi sudah menjadi salah satu bentuk upaya penumbuhan budi pekerti
di sekolah. Gerakan literasi ini diwujudkan dengan membiasakan membaca buku non
pelajaran selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kini,
pembelajaran abad 21 diperkenalkan pada langkah pembelajaran yang terencana
oleh guru agar terintegrasi (menjadi kesatuan dalam pelajaran).
Selanjutnya,
setelah rencana implementasi tersebut,
apa saja hal yang harus disesuaikan dengan proses pembelajaran dikelas sehingga
berbaur dengan pembelajaran abad 21? Guru sebagai penyedia layanan pendidikan
yang merupakan salah satu elemen pendidik diharapkan mampu menerapkan
pembelajaran 21st century; communication,
collaboration, critical thinking, creativity (4C). Siswa dibekali dengan
keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, berfikir kritis, serta
berkreatifitas sehingga akan mampu menjadi insan yang tumbuh sesuai
perkembangan zaman dan mampu memberikan banyak manfaat.
Penerapannya
dapat dimulai dari penyesuaian antara tujuan pembelajaran pada kompetensi
dasar, langkah-langkah pembelajaran, hingga proses penilaian. Dengan kata lain memberikan
warna baru karakter pengajaran dan pembelajaran terintegrasi. Arti kata ‘mengintegrasi’ dalam KBBI
berarti adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh. Sebagai
contoh ide pebelajaran yang terintegrasi dalam pelajaran Bahasa Inggris dapat
menggunakan gawai dan aplikasi didalamnya. Semisal penggunaan aplikasi android
atau windows kamus gratis laring ‘Kamusku’ dan ‘Webster dictionary’ untuk
membantu pencarian dan pengayaan kosa kata; aktivitas membaca memakai aplikasi
‘Wattpad’ atau ‘Flipboard’ sebagai upaya gerakan literasi; materi bercerita
atau storytelling menggunakan
aplikasi ‘cartoon story maker’, ‘photo story’dan ‘picsay’; serta menggunakan
‘screencast-o-matic’ untuk materi membaca teks berita.
Melaksanakan pengajaran dan pembelajaran terintegrasi yang utuh berarti mengkombinasikan pendekatan ilmiah 5M (mengamati, menanyakan, mengasosiasikan, mencoba dan mengkomunikasikan) dengan karakter pembelajaran 4C dalam langkah-langkah pembelajaran. Karakter pembelajaran 4C adalah apa yang dibutuhkan untuk hidup bermasyarakat pada masa yang akan datang. Sementara itu pendekatan ilmiah 5M adalah upaya ilmiah agar siswa mampu menjadi bagian dari masyarakat akademis.
Kemajuan pendidikan harus mengikuti perkembangan dan perubahan zaman. Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi perlu disikapi sebagai kebutuhan saat ini. Pembelajaran abad 21 bertujuan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan. Rangkaian penerapan K-13 dan pembelajaran yang terintegrasi merupakan upaya bersama untuk pendidikan Indonesia yang semakin maju.
Komentar
Posting Komentar